Sabtu, 07 Juli 2012


Weh..... unggah deh foto wisuda q..... jadi kangen ma teman teman....... cerita penuh kenahgan ya....hehehehe........... mau berternak ayam ne kandangnya maaf cman bisa ngopy dari orang masalahnya belom ada modal buat bangun smdiri hehehheh...... MODEL KANDANG AYAM PETELUR (AYAM LAYER) Informasi ini bagi peternak senior mungkin tidak bermanfaat, namun untuk peternak pemula saya rasa bisa bemanfaat. Terkdang sebelum memulai usaha peternkan ayam petelur, para peternak yang belum memiliki pengalaman akan sedikit bingung mengenai masalah perkandangan yaitu mulai dari bentuk atau desain kandang, luasan kandang serta periode pemeliharaan yang hasur disesuaikan dengan desain kandang. Para pembaca sekalian, pada lahan seluas 1 hektar atau 10.000 m² idealnya memuat populasi 20.000-25.000 ekor. Kandang pembesaran yang ideal berukuran panjang 40 m dan lebar 5 m. Kandang yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam dalam hal ini kenyamanannya. Hal ini disebabkan semakin lebar kandang maka ayam akan sulit mendapatkan udara segar karena sirkulasi atau pergerakan udara yang lambat. Kandang type postal seluas 200 m² (40 x 5 m) cukup optimal untuk memelihara pullet sejumlah 1600 ekor hingga berumur 112 hari. Sementara itu, kandang batre yang berukuran sama bisa memuat sekitar 2500 ekor pullet (bisa lebih hemat tempat sekitar 150%). A.Berdasarkan Type lantai Berdasarkan type lantai (postal) kandang terbagi 2 yaitu type lantai tanah atau disemen (litter) dan kandang panggung (slat). Pemelihan lantai kandang sebaiknya memperhatikan periode umur ayam. Berikut ini anjuran saya tentang pemakaian type kandang. 1. Masa starter (0-5 minggu) Menggunakan kandang Litter 2. Masa grower (5-10 minggu) dapat menggunakan kandang litter akan tetapi lebih baik menggunakan kandang batre (bisa dari bahan kawat atau bamboo) supaya pertumbuhan ayam lebih seragam. 3. Masa developer (10-16 minggu) lebih baik menggunakan kandang batre 4. Masa layer atau produksi (diatas 16 minggu) menggunakan kandang batre Sedangkan kepadatan kandang yang disarankan untuk masa starter-developer untuk type lantai yang menggunakan litter sebagai berikut. 1. Umur 0-7 hari = 40 ekor/m2 2. Umur 8-14 hr =30 ekor/m2 3. Umur 15-28 hr =20 ekor/m2 4. Umur 29-112 hr atau lebih = sebaiknya 6-8 ekor/m2 Pullet yang berumur 91-112 hr sudah dapat dipindahkan ke dalam kandang batre petelur. 1 kandang batre bisa diisi 1 sampai 2 ekor. Dari pengalaman lapangan sebaiknya 1 kandang batre diisi 1 ekor. Pembuatan kandang dengan jumlah yang banyak tentu membutuhkan jumlah yang besar. Namun biaya tersebut bisa tertutup karena dengan perlakuan seperti ii maka produktifitasnya akan lebih baik, yakni 2-6% dibandingkan 1 kandang yang berisi 2 ekor. Disamping itu, tingkat kanibalisme ayam yang menyebabkan kemaian dan afkir ayam yang tidak diperlukan dapat ditekan. Kandang batre yang idela adalah berukuran panjang 120 cm, lebar 55 cm dan tinggi 27-32 cm. kandang berukuran seperti ini dapat memuat 6 ekor ayam petelur. Kadnang batre bisa berukuran sebagai berikut: 1. Batre untuk masa grower berukuran 120 x 35 x 32 cm dapat memuat 12 ekor ayam 2. Batre untuk masa layer berukuran lebar 120 x panjang 55 x tinggi depan 32 cm x tinggi belakang 27 cm dapat memuat 6 ekor ayam Kandang ayam petelur dibagi 2 yaitu : kandang terbuka dan kandang tertutup. Kita yang tinggal di Indonesia harus bersyukur karena iklimnya lebih menguntungkan disbanding Negara barat. Dengan type kandang terbuka, produktifitas aym petelur di Indonesia sudah bisa optimal karena intensitas cahayanya cukup dan temperature udara relative stabil, infestasi pembayatn kandang terbuka lebih murah jika dibandingakan dengan kandang tertutup. B. type kandang terbuka Type kandang terbuka yang dapay kita temui pada peternakan ayam petelur di Indonesia umumnya ada 3 bentuk, yaitu type V , type AA dan type W. kandang type V biasanya berisi 4 atau 6 lajur / kandang. Type AA berisi 8 lajur/kandang dan type W berisi 8 lajur/ kandang Kelebihan type V berisi 4 lajur adalah sirkulasi udara lebih lancar, intensitas cahaya matahari yang masuk lebih optimal dan produksi telur lebih baik. Kelemahannya, populasi ayam kurang maksimal dibandingkan tipe V berisi 6 lajur.
Dikandang type V berisi 6 lajur, sirkulasi dan intensitas cahaya matahari cukup baik tapi kandang tersebut mudah rusak. Selain itu, penanganan managemennya seperti pemberian pakan , minum serta vaksinasi lebih sulit dikerjakan karena batre lajur atas sulit dijangkau. Karenanya karyawan yang bekerja dikandang harus menginjak kandang lajur bawah untuk memberi makan kandang lajur atas. Kandang type AA yang berisi 8 lajur memuat populasi lebih banyak dan intensitas cahaya mataharui yang masuk cukup baik. Kandang type W juga bisa memuat populasi lebih banyak tetapi sirkulasi udara di lajur bagian tengah kurang baik. Karena itu, kotoran ayam lebih lama mongering disbanding ayam type V, sehingga kandungan amoniak cukup tinggi akibatnya pernafasan ayam terganggu dan mempengaruhi produksi telur.

Senin, 11 Juli 2011

lama tak jumpa

dah beberapa bulan ne ane nda ngblog lagi biasa sbuk2 terus.....
sekjarang ane mau kasi tip sukes ni masih seputar internet sih....

Senin, 14 Februari 2011

valentine

Mlam Valentine Sendiri

wahm,,,mmmmm.....
ngantuk..... mata mau merem terus,,,,,... tak tersa pagi dah mau jemput bunyi sayup mobil PT2 dah berseliweran.... nasib...nasib.....

masih tenteng handuk siap-siap mandi.... eh.... malah mau rebah lagi di kasur.... dasar mata keong...... tak tersa jam dah pukul 06:30....

buru-buru cepat-cepat mandi....... hampir lupa sikat gigi......
buru buru berangkat kerja.... eh ternyata hari minggu ..... sial,,,,, dasar kerja swasta nda kenal hari minngu......!!!

07:00-15:15 (kerja)

pulang dengan langkag gontai..... capek.... langsung mau bobo.....

ternyata bangun dah malam...... oh tidak.... ternyata hari Valentine ni hari......!!!
dah 3 taon nda pernah punya cewek..... ehm.... ternyata mebosankan juga jadi jomlo!!!
met hari kasih sayang ya........ teman teman semua

Minggu, 30 Januari 2011

Pembuatan Sistem Pemantau Arah Anging Berbasis Komputer


Elektronika Pusat Penelitian Teknik Nuklir ( PPTN ) BATAN adalah instansi Pemerintah yang bergerak dalam bidang penelitian, pemanfaatan reaktor nuklir dan produksi radio isotop yang dihasilkan melalui proses dalam reaktor nuklir. Reaktor nuklir hanya dapat dioperasikan apabila semua persyaratan untuk keselamatan reaktor telah dipenuhi dengan baik. Salah satu sarana dalam upaya keselamatan ialah tersedianya sistem instrumentasi untuk memantau arah angin. Dengan demikian, jika terjadi kebocoran dalam reaktor, maka dapat dilakukan tindakan penyelamatan secara tepat, sehingga kerugian dari kebocoran tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan demikian maka keselamatan para karyawan dan masyarakat disekitar PPTN dapat lebih terjamin.

Balai instrumentasi PPTN Bandung telah membuat sistem pemantau arah angin berbasis komputer. Dalam sistem pemantau ini, sebuah baling-baling berbentuk kerucut diletakkan di atas bangunan reaktor PPTN Bandung. Baling-baling ini digunakan untuk mengetahui arah angin. Bila arah angin tidak sejajar dengan sudut kerucut dari baling-baling, maka baling-baling itu akan bergerak sejajar dengan arah angin. Bila arah angin sejajar dengan sudut kerucut, maka pergerakan dari baling-baling tersebut akan berhenti. Dengan demikian maka arah angin dapat diketahui.

Supaya data dari arah angin dapat diketahui setiap saat, maka sistem pemantau arah angin ini dilengkapi dengan sensor arah angin, interface 8255, komputer IBM-PC dan perangkat lunak dalam bahasa BASIC. Semua data dari baling-baling tersebut diproses dalam komputer dan hasilnya ditampilkan dalam layar komputer. Dengan demikian maka arah angin dapat diketahui setiap saat.
Desain Sistem Pemantau Arah Angin
Sistem pemantau arah angin terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Blok diagram perancangan perangkat keras untuk sistem pemantau arah angin dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Sensor ----> Interface ------> Komputer -------> Monitor

Gambar 1. Blok diagram sistem pemantau arah angin.
Rangkaian sensor
Sensor digunakan untuk mengubah besaran fisik yaitu arah angin menjadi besaran listrik. Rangkaian sensor arah angin yang digunakan adalah rangkaian sensor dengan menggunakan sistem alat optik. Komponen yang digunakan dalam rangkaian sensor ini adalah optocopler, piringan pengkode data, resistor, IC74LS04, transistor dan lampu LED. Diagram rangkaian sensor dengan menggunakan sistem alat optik dapat dilihat pada gambar 2.


Optocopler mempunyai bagian pengirim cahaya ( Transmitter ) dan bagian penerima cahaya ( Receiver ). Antara bagian pengirim cahaya dan bagian penerima cahaya diberi piringan untuk mengkodekan data. Piringan pengkode data ini ditempelkan pada baling-baling kerucut. Apabila baling-baling ini mendapat angin dan berputar , maka piringan pengkode data juga ikut berputar. Sedangkan optocopler berada dalam kedudukan yang tetap. Prinsip dari sensor ini akan memberi output low ( 0 ) jika antara transmitter dan receiver terhalang piringan pengkode data. Sebaliknya bila antara transmitter dan receiver tidak terhalang piringan pengkode data maka output yang dihasilkan adalah high ( 1 ). Dengan demikian maka arah angin dapat diketahui. Jika dalam piringan pengkode data ini digunakan pengkode data tiga bit, maka dapat dibuat delapan kombinasi kode data untuk menentukan delapan penjuru arah angin. Output dari optocopler ini kemudian masuk ke IC74LS04. IC74LS04 digunakan sebagai inverter atau pembalik tegangan.

Jika Output dari sensor adalah high ( 1 ), maka akan diubah menjadi low ( 0 ) dan demikian juga sebaliknya. IC74LS04 juga digunakan sebagai buffer yaitu untuk memperkuat arus listrik sehingga pada logic 1, tegangan output Vcc = 5 Volt dan tidak terjadi drop tegangan selanjutnya. Untuk mengetahui apakah tegangan berada dalam posisi high atau low, maka digunakan lampu LED. Lampu LED ( light emitting diode ) merupakan lampu yang dapat mengeluarkan cahaya dengan warna tertentu jika diberi arus listrik. Output dari IC74LS04 masuk ke interface tidak melalui ADC karena data yang dihasilkan sensor sudah berupa data digital.

Interface
Interface yang digunakan dalam sistem pemantau angin ini adalah Programmable Peripheral Interface ( PPI ) 8255, sebagai penghubung antara sensor dengan komputer. PPI 8255 termasuk chip jenis Large Scale Integrited ( LSI ) yang dikemas dalam bentuk 40 pin Dual In-Line Package yang dirancang untuk melakukan fungsi interface dalam komputer. PPI 8255 mempunyai 24 jalur yang terbagi atas tiga buah port yaitu port A ( PA0 - PA7 ), port B ( PB0 - PB7 ) dan port C ( PC0 - PC7 ). Tiga port tersebut dihubungkan dengan internal data bus dan dibagi menjadi dua group. Masing-masing group dikendalikan oleh kontrol group untuk mendefinisikan bagaimana tugas port Input-Output yang beroperasi dalam sistem yang bersangkutan.

PPI 8255 dilengkapi dengan data bus buffer dan kontrol read-write logic yang menghubungkan antara komputer dengan sistem dari luar. Melalui jalur ini, data dapat dibaca dan ditulis dengan menggunakan jalur RD ( read ) dan WR ( write ).

PPI 8255 juga dilengkapi dengan control word yang berfungsi untuk menyimpan kombinasi bit yang mengkodekan mode kerja. Input CS pada PPI 8255 digunakan untuk pembacaan atau penulisan data dan dihubungkan dengan rangkaian dekoder alamat untuk memilih perangkat yang dikehendaki.

PPI 8255 diprogram untuk bekerja dalam salah satu dari tiga mode operasi yaitu mode 0, mode 1 dan mode 2. Dalam perancangan ini, mode kerja yang digunakan adalah mode 0, dimana setiap port dapat diset sebagai input atau output.

Gambar 3. Blok diagram PPI 8255


PPI 8255 ini dihubungkan ke komputer melalui salah satu slot dari 8 buah slot yang telah tersedia.

PPI 8255 dapat bersifat input atau output pada bagian portnya melalui perantaraan software. Melalui port ini data-data dari sensor dihubungkan. Oleh karena itu komponen ini perlu diinisialisasi terlebih dahulu. Secara umum, kerja dari interface yaitu mengolah data dari luar sehingga data-data tersebut dapat diproses oleh komputer dengan bantuan software.
Perangkat Lunak
Pengoperasian sistem pemantau arah angin ini sangat tergantung pada perangkat lunaknya ( Software ). Dalam hal ini, perangkat lunak dibuat dalam bahasa Quick Basic. Perangkat lunak ini dibagi dalam dua bagian utama. Bagian pertama adalah program inisialisasi. Bagian kedua adalah program pengukuran arah angin.

Hasil dan Pembahasan
Prinsip kerja dari sistem pemantau arah angin dengan menggunakan sistem optik adalah sebagai berikut.

Optocopler mempunyai bagian pengirim cahaya ( Transmitter ) dan bagian penerima cahaya ( Receiver ). Prinsip dari sensor ini akan memberi output low ( 0 ) jika antara Transmitter dan Receiver terhalang piringan pengkode data karena cahaya yang dipancarkan oleh Transmitter dipantulkan oleh piringan sehingga Vcc mengalir ke ground. Sebaliknya jika antara Transmitter dan Receiver tidak terhalang piringan, maka output yang dihasilkan adalah high ( 1 ).

Untuk mengetahui arah angin, maka antara Transmitter dan Receiver diberi piringan untuk mengkodekan data. Dalam rancangan pengkode data ini digunakan pengkode tiga bit sehingga dapat dibuat delapan kombinasi kode data bilangan biner untuk menentukan delapan penjuru arah angin. Pengkodean arah mata angin dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:





Output dari optocopler ini kemudian masuk ke IC74LS04. Data dari IC74LS04 dimasukkan ke komputer melalui PPI. Dengan bantuan program BASIC, maka data tersebut dapat diolah oleh komputer dan hasilnya dapat ditampilkan pada layar monitor.

Dalam menggunakan rangkaian sensor optocopler, maka yang perlu dipersiapkan dengan teliti dalam sistem ini adalah piringan untuk mengkodekan data. Akurat atau tidaknya pembacaan data arah angin sangat ditentukan oleh piringan pengkode data tersebut.

Jika perubahan arah angin ingin diketahui secara detail, maka dapat digunakan piringan pengkode data dengan bit yang lebih banyak. Untuk pengkode data empat bit, maka dapat dibuat enam belas kombinasi kode data untuk menentukan enam belas arah angin. Dengan semakin banyaknya kombinasi kode data, maka perubahan arah angin dapat diketahui secara lebih terperinci. Tetapi sistem pemantau arah angin ini juga mempunyai keterbatasan. Jika kombinasi kode datanya sangat banyak, maka pembuatan piringan pengkode datanya sangat sulit dan tidak akurat.

Daftar Pustaka
1. Peter D. Lawrence, Real time Microcomputer system Design: An Introduction, McGraw-Hill Book Co., Inc., New York, 1988.
2. Roger L. Tokheim, Digital Electronics, McGraw-Hill Book Co., Inc., New York, 1988.
3. Hall,D.V., Microprocessor and interfacing - Programming and hardware, McGraw-Hill Book Co., New York, 1988.
4. P. Insap Santosa, Quick Basic, Andi Offset, Yogyakarta, 1990.
TUGAS INTERFACING

Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Komputer Terhadap Trend Industri Retail @ Mesin Kasir
Di tahun 1980 masih banyak diantara kita di Indonesia yang belum melek komputer, sehingga pada saat itu kita sudah sangat bangga jika menggunakan mesin tik elektronik. Tahun 1987, kita mulai mengenal komputer ber-prosesor 286, dimana untuk menghidupkannya masih menggunakan disket DOS. Selain itu sistem operasi pada saat itu msih belum open system, sehingga sistem PC tidak dapat berkomunikasi dengan sistem lainnya yaitu Mac.Untuk mengirimkan files kepada seseorang yang berlainan kota, kita masih membutuhkan jasa pos atau kurir. Tahun 1990, orang Indonesia dengan bangganya menenteng organizer elektronis bermemori 2 MB untuk dapat disebut melek teknologi.
Salah satu penerapan teknologi Informasi di ritel



Saat ini teknologi komputer sudah berkembang demikian pesatnya . Di pasaran komputer kini telah sampai ke teknologi komputer berprosesor Pentium IV dengan kecepatan sampai 2 Gz dan memori 1.5 GB. Orang juga dapat dengan mudah berkomunikasi dan bertukar informasi walau pun sistem operasi komputernya berbeda, karena kini sistem operasi sudah open system. Untuk mengirimkan file, semudah mengklik sebuah program. Fungsi kantor pos untuk berkirim surat mulai berkurang peranannya. Kini tempat organizer elektronik digantikan oleh PDA (Personnel Digital Assistenat), atau Pocket PC dengan memori sampai 64 MB dan sistem operasi PalmOS atau Windows Pockect PC 2002, yang diluncurkan October 2001 lalu. Dengan kehadiran PDA mobilitas orang kini tidak lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi di internet, mau pun melakukan aktivitas seperti mengetik atau membuat perhitungan dengan spread sheet.
Salah satu penerapam teknologi informasi ritel




Hal yang sama terjadi dengan teknologi komunikasi (telpon). Tahun 1977, mobile telepon masih sebesar tas jinjing. Kini ukuran dan kemampuan mobile telepon sudah melompat jauh. Ukuran mobile phone kini sangat kecil dan dilengkapi dengan teknologi baru seperti Blue Tooth dan GPRS. Telpon seperti ini dipadukan dengan PDA, mampu membawa pemiliknya ke dunia maya secara mudah, tanpa perlu pasang-pasang kabel. Operator telpon juga semakin banyak, tahun 1975 kita hanya mengenal Telkom untuk telpon rumahan dan teknologi AMPS untuk mobile telepon. Kini kita memiliki lebih banyak pilihan misalnya Telkom, Ratelindo, C4, AMPS, GMS 900, CDMA, GMS 1800, dan PSN (telpon satelit). Untuk sambungan internasional pun tersedia alternatif yang jauh lebih murah melaui VOIP di internet.
Contoh konfigurasi jaringan ritel yang terintergrasi




Trend di atas mau tidak mau akan berimbas pada perkembangan industri retail di tanah air. Retailer di Indonesia perlu mencermati trend ini, agar pada saatnya nanti dapat memaksimumkan kesempatan yang ada untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari trend yang terjadi. Mari kita lihat trend apa saja yang akan menyertai perkembangan teknologi ini.
e-Retailing
“The internet is like a weapon sitting on the table, ready to be picked either by you or your competitors” demikian nasihat yang diberikan oleh Michael Dell, pendiri Dell Computer.. Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia baru sekitar 1% dari jumlah penduduk atau lebih kurang dua juta orang. Walau pun demikian pada masa mendatang jumlah ini akan terus mengalami peningkatan. Sehingga tidak salah jika dikatakan trend blue chip di masa mendatang adalah non-store retailing melalui internet yang dikenal dengan e-retailing, e-tailing atau e-Commerce B2C.
Melihat pengalaman di Amerika, survey dari Boston Consulting Group (BCG), menunjukkan bahwa pada tahun 2000, e-retailing tumbuh dengan laju 120% dan mencapai penjualan senilai 33 milliar USD. Pada tahun 2001 diperkirakan tumbuh 85% dengan penjualan mencapai 61 milliar USD (Retailernews.com, Feb 2001).
Produk apa yang cocok dijual melalui internet? Produk yang penjualanya didukung oleh impulse buying atau produk tak bermerek yang karakteristiknya ditentukan oleh evaluasi secara organoleptik (evaluasi pancaindera terhadap bentuk, tekstur, warna, rasa, dan bau), tidak akan sukses jika dijual melalui e-retailing. Produk yang cocok untuk dipasarkan melalui internet adalah produk rasional. Artinya produk yang dijual harus produk yang mudah dideskripsikan, memiliki loyalitas merek yang tinggi atau mereknya sudah demikian dikenal oleh target pembelinya, misalnya buku, komputer, camera, appliances, peralatan kantor, produk kecantikan, produk kesehatan dan pakaian. Riset dari BCG, menunjukkan bahwa kategori seperti komputer, buku, mobil, produk kecantikan dan kesehatan merupakan kategori yang paling pesat pertumbuhan penjualannya di internet. Untuk produk makanan dan toiletries, hanya merek-merek terkenal yang paling umum dikonsumsi yang mungkin sukses dijual secara e-tailing. Sedangkan untuk produk fresh seperti daging, ikan dan buah masih sulit untuk dipasarkan melalui e-tailing karena perilaku pembelian konsumen yang sangat khas untuk produk-produk ini. Untuk membeli produk fresh pembeli butuh melihat, menyentuh dan membaui terlebih dahulu sebelum memutuskan pembelian.

Didukung oleh perkembangan teknologi PDA, barcoding dan mobile telpon, e-tailing masa depan akan sangat jauh berbeda dengan praktek yang terjadi sat ini. Pada masa depan berbelanja akan semakin singkat, mudah, dan praktis. Kita dapat memesan produk melalui PDA/mobile phone yang dilengkapi dengan barcode scanner, bayar dengan ATM atau credit card secara on-line. Teknologi I-Home yang dikembangkan oleh Cisco Systems, bahkan sanggup membuat kulkas kita memesan barang secara langsung ke supermarket, jika stock barang di dalamnya dibawah stock minimum yang kita set. Selanjutnya pesanan dapat kita ambil sendiri atau langsung diantar via delivery service.
Barcoding Shopping
Selain berbelanja melalui internet, tentunya di masa depan kita juga masih dapat berbelanja langsung ke supermarket. Namun supermarket masa depan akan jauh berbeda dengan supermarket yang ada saat ini. Jika sekarang kita memilih barang dan meminta cashier menscan barcode-nya, maka di masa depan kita menscan sendiri barang yang kita inginkan dengan handheld terminal yang disediakan toko atau PDA yang kita miliki. Lalu meletakkan barang di trolley khusus yang dilengkapi barcode reading dengan teknologi seperti blue tooth. Jika barang belum di-scan, alarm pada trolley akan berbunyi, mengingatkan kita untuk menscannya dulu. Total harga barang yang telah di-scan dapat dibayar via ATM atau credit card secara on line lewat PDA atau hand phone. Selanjutnya kita langsung menuju pintu keluar untuk mengambil receipt dan membungkus belanjaan.
Sistem check out kasir sendiri (self service)




Toko-toko mungkin tidak lagi membutuhkan cashier atau pun cash register. Para cashier harus mulai berpikir untuk menemukan pekerjaan baru! Dengan teknologi seperti ini toko akan beroperasi lebih effisien, dan mampu mengontrol shrinkage lebih baik. Sekarang teknologi seperti ini sedang dikembangkan oleh Wal-Mart bersama Symbol Technologies.
Teknologi diatas dimungkinkan dengan adanya teknologi wireless LAN dan teknologi barcoding yang dikembangkan oleh Barpoint.com bekerjasama dengan Palm Pilot, Teknologi CueCat dari CueCat.com dan deBarcode.com. Saat ini teknologi seperti ini sedang dikembangkan oleh Radio Shack dan CueCat di AS. Misalnya jika kita berkunjung ke outlet Radio Shack, kita akan diberikan satu unit CueCat gratis untuk dihubungkan ke unit PC di rumah. Dengan alat ini kita dapat menscan barcode dari produk yang dicantumkan di iklan majalah atau catalog Radio Shack, untuk selanjutnya browser internet akan meload data profil produk tersebut melalui PC. Jika tertarik, kita dapat langsung memesannya secara on line. Dan barang pun akan segera dikirimkan ke rumah kita.
Di masa depan fungsi seller (pramuniaga toko) dapat digantikan oleh tokoh animasi, yang dengan sigap dan tak kenal lelah menjawab seluruh pertanyaan calon pembeli melalui computer station yang dipasang di area toko. Jadi jangan kaget jika di masa depan kita dilayani oleh Lara Crox, saat berbelanja di supermarket.
e-Price Comparation
Perkembangan teknologi e-retailing dan e-barcoding , akan mendorong berkembangnya pelayanan cyber price survey. Melalui jasa seperti ini, jika ingin mengetahui atau membandingkan harga yang ada di pasar, konsumen dapat dengan mudah mengakses situs tertentu dan memperoleh informasi tersebut. Informasi yang diberikan dapat berupa Nama Barang, Nomor Barcode, Nama Manufacturer, Spesifikasi Barang, dan Harga Jual di retailer A, di retailer B atau retailer lain yang diminta.
Dengan teknologi seperti ini mekanisme pasar akan lebih effisien. Konsumen akan semakin mudah menentukan, retailer mana yang lebih murah dan mana yang lebih mahal. Jika tidak memiliki nilai tambah yang significant, jangan harap retailer dapat menarik hati calon pelanggan. Semakin jelaslah bahwa dimasa depan retailer harus ekstra keras mengeffisiensikan sistem operasi dan sistem supply chainsnya jika ingin sukses. Hilangkan in-effisiensi dalam supply chain, kurangi jumlah supplier untuk satu jenis produk yang sama 25% setiap tahunnya, berikan empowerment kepada tiga orang terbaik bukan anggota keluarga untuk mengelola usaha, jauhkan sepupu dari usaha kita, rekruit orang-orang yang memiliki integrasi, dan berikan mereka gaji dan benefit yang memuaskan. Tanpa itu … selamat tinggal! Dan selamat bergabung di dunia under dog!
Quick and Efficient Customer Response (QECR)
Trend berikutnya yang akan terjadi dengan diserapnya perkembangan TI ke Indonesia adalah penerapan QECR dalam proses logistik dan distribusi barang oleh retailer. Prinsip utama QECR adalah pemanfaatan teknologi guna meningkatkan effisiensi dan kecepatan respon dari retailer terhadap permintaan pasar, dengan demikian perkembangan teknologi komputer dan komunikasi akan berdampak besar terhadap QECR. Saat ini sistem manufacture, distributor dan retailer merupakan tiga sistem yang terpisah dan tertutup. Di masa depan ke tiga sistem ini akan menjadi satu, karena tuntutan effisiensi yang lebih tinggi.
Saat ini praktek QECR berkembang pesat di Eropa, terutama di Inggris. Tesco melalui penerapan QECR misalnya, mampu menurunkan level stock di rantai mereka dari 46 hari pada tahun 1978 menjadi hanya berkisar 17 hari di tahun 1997. Jika berminat untuk menerapkan QECR, maka dua landasan implementasi QECR berikut harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu :Trust antar komponen rantai permintaan (demand chains).Relationship win-win antara retailer dengan supplier.Tanpa dipenuhinya kedua hal di atas jangan harap penerapan QECR akan berhasil. Selanjutnya untuk menjamin keberhasilan penerapan QRCR maka fokus manajemen harus diarahkan pada hal-hal berikut:Penerapan micro merchandising.Penerapan interface multifungsi dalam hubungan retailer-supplier.Ada sistem pemantauan PLC (Product Life Cycles).Penerapan category management.Product replenishment yang effisien.Memaksimumkan penerapan teknologi.
Implemantasi QECR oleh retail akan menjadi satu kompetitif advantage di masa depan, sepandan dengan besarnya investasi yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Wal-Mart misalnya menanamkan investasi senilai 2.4 juta USD pada tahun 1983 hanya untuk membeli teknologi komunikasi via satelit untuk meningkatkan effisiensi distribusi dan logistiknya. Pada awalnya Sam Walton, sang pendiri, enggan mengeluarkan dana sebesar itu hanya untuk komputerisasi. Namun akhirnya ia mengalah terhadap desakan para top managernya seperti David Glass, Jack Shewmaker dan Ron Mayer. Dua tahun pertama investasai ini belum menunjukkan hasil. Namun investasi tersebut akhirnya diakui sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan Wal-Mart saat ini. Sehingga Wal-Mart mampu menggabungkan sistem mereka dengan sistem para suppliernya. Dengan demikian mereka mampu membeli dengan harga lebih murah, plus biaya logistik & distribusi yang lebih effisien Tak heran jika mereka dapat membuktikan bahwa jika belanja di Wal-Mart … Every Day Low Price! Kini Wal-Mart adalah retailer terbesar dalam hal omzet di dunia. Semua pencapaian itu memang tidak gratis, total investasi Wal-Mart pada saat itu untuk membeli teknologi komputer dan komunikasi satelit hampir mencapai 700 Juta USD.
Hal yang menggembirakan adalah kesadaran dari para manufacture (supplier) untuk turut memperbaiki teknologi komputerisasi dan komunikasinya. Sehingga dengan adanya upaya dua pihak,. retailer-supplier; Untuk sama-sama memperbaiki teknologi mereka, biaya investasi diharapkan dapat lebih murah. Contoh kolaborasi retailer-manufacture dalam program supply chain integration, misalnya antara Wal-Mart dan P&G. Manufacture lain misalnya Nestle, mengembangkan sistem supply chains berbasis internet. Nestle menanamkan USD 1.8 milyar untuk mengembangkan sistem tersebut. Sebelumnya Nestle memilki 5 sistem e-mail dan 20 versi software accounting, dengan sistem barunya ini, Nestle mulai beralih menuju penggunaan satu paket software. Database Nestle menggunakan satu kode produk tunggal, sehingga pembeli produk Nestle di satu negara dapat membeli produk yang sama dari divisi Nestle di negara lain. Seluruh database Nestle disentarlisasikan di 6 pusat data, dan dapat diakses lewat internet. Nestle juga dapat mengetahui berapa banyak pembelian yang dilakukan oleh satu account, proses negosiasi dilakukan tersentalisasi, sehingga memberikan volume yang lebih besar per satu purchase order, dengan demikian lebih effisien. Pembelian lintas negara menjadi lebih mudah dikoordinasikan.
Non store retailing dan QECR melalui internet merupakan trend blue chip di masa mendatang di Indonesia. Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi akan mempercepat pertumbuhan e-retailing dan penerapan praktek QECR. Banyak peluang penghematan yang dapat diambil. Implikasinya, jika ingin tergabung dalam sistem tersebut, maka retailer perlu mengevaluasi apakah sistem dan infrastruktur yang dimiliknya mendukung untuk itu, jika tidak, saatnya sekarang ini untuk mempersiapkan diri, atau terlambat sama sekali.

Sabtu, 18 September 2010

Berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam membuat jaringan komputer adalah sebagai berikut:
1. Kabel UTP
2. Konektor RJ 45
3. Climpping Tool
Gb. Climpping Tool
Perlu anda ketahui bahwa kabel UTP memiliki 4 pasang kabel kecil didalamnya yang memiliki warna yang berbeda. 4 pasang kabel itu adalah:
Pasangan 1 : Putih/Biru dan Biru,
Pasangan 2 : Putih/Oranye dan Oranye,
Pasangan 3 : Putih/Hijau dan Hijau,
Pasangan 4 : Putih/Coklat dan Coklat

Pemasangan kabel UTP sendiri terbagi dua jenis. Straight Through dan Cross Over. Perbedaannya adalah:
1. Straight Through
Jenis terminasi ini paling sering dipakai pada LAN Ethernet 10BaseT, untuk menghubungkan PC dengan HUB atau SWITCH, PC dengan outlet di dinding, ataupun untuk instalasi dari HUB ke outlet di dinding.
Secara warna, urutan kabel pada saat dipasang pada konektor RJ 45 adalah :
Pin 1 : Putih/Oranye
Pin 2 : Oranye
Pin 3 : Putih/Hijau
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Putih Biru
Pin 6 : Hijau
Pin 7 : Putih/Coklat
Pin 8 : Coklat
**-> Urutan ini berlaku sama pada 2 sisi kabel.

2. Cross Over
Kabel jenis ini biasanya dipakai untuk menghubungkan HUB/SWITCH dengan HUB/SWITCH yang lain.
Urutan pemasangan :
Salah satu sisi kabel diterminasi sesuai dengan standard “Straight Through”, sedangkan sisi kabel lainnya, dilakukan “Cross-Over”, sbb :
Pin 1 : Putih/Hijau
Pin 2 : Hijau
Pin 3 : Putih/Oranye
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Putih/Biru
Pin 6 : Oranye
Pin 7 : Putih/Coklat
Pin 8 : Coklat
**-> Harap diingat bahwa yang di-cross-over hanya salah satu sisi kabel saja.

Berikut ini langkah-langkah pemasangan kabel UTP pada konektor RJ45:
1. Lepaskan jaket luar kabel UTP dengan hati-hati tanpa merusak 4 pasang kabel didalamnya dengan menggunakan climpping tool.
2. Potonglah dengan rapi 4 pasang kabel kecil itu sehingga hanya memiliki panjang setengah inci saja. Hal ini dimaksudkan agar kabel nantinya terpasang dengan erat pada konektor.
3. Bukalah klip pada konektor RJ45 lalu masukkan kabel-kabel tersebut ke dalam pin-pin didalamnya dengan susunan warna yang telah ditentukan.
4. Setelah itu eratkan konektor RJ45 dan kabel dengan menggunakan climpping tool kembali.